Bantuan kemanusiaan mulai mengalir ke Jalur Gaza setelah berhari-hari terkunci akibat blokade yang ketat. Namun, pemerintah Israel membatasi jumlah pangan yang diperbolehkan masuk ke wilayah tersebut sebagai bagian dari kebijakan keamanan. Langkah ini menimbulkan kekhawatiran dari berbagai organisasi kemanusiaan.
Beberapa truk berisi pasokan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan pokok tiba di perbatasan Gaza dan segera didistribusikan kepada warga yang membutuhkan. PBB dan lembaga internasional lainnya ikut mengawal proses distribusi agar bantuan tepat sasaran.
Namun, otoritas Israel mengatur ketat volume barang yang masuk. Mereka mengklaim bahwa pembatasan ini bertujuan untuk mencegah penyelundupan senjata dan material militer yang bisa digunakan oleh kelompok bersenjata di Gaza.
“Kami mengizinkan bantuan kemanusiaan, tapi harus memastikan keamanan bagi warga Israel,” ujar juru bicara militer Israel. Mereka menegaskan bahwa setiap pengiriman akan diperiksa secara menyeluruh sebelum masuk ke wilayah Gaza.
Organisasi kemanusiaan mengkritik pembatasan ini karena dapat memperburuk kondisi warga Gaza yang sudah menghadapi krisis pangan dan kesehatan. Mereka daftar medusa88 meminta Israel untuk melonggarkan pembatasan agar bantuan dapat mencapai lebih banyak orang tanpa hambatan.
Warga Gaza sendiri menyambut baik kedatangan bantuan, meski jumlahnya masih terbatas. Banyak yang berharap agar bantuan terus bertambah dan distribusi bisa berjalan lebih lancar.
Situasi di Gaza tetap tegang setelah konflik berkepanjangan yang memicu krisis kemanusiaan. Pemerintah dan organisasi internasional terus mengupayakan solusi jangka panjang untuk mengakhiri blokade dan membuka akses penuh bagi bantuan kemanusiaan.
Israel berjanji akan terus memantau situasi dan menyesuaikan kebijakan sesuai perkembangan keamanan di wilayah tersebut. Sementara itu, dunia internasional terus menekan agar kebutuhan dasar warga Gaza terpenuhi secepat mungkin.