QUISCALUSMEXICANUS – Di sebuah desa terpencil, berdiri rumah tua nan megah yang telah lama kosong. Konon, rumah itu pernah dihuni oleh seorang bangsawan yang tiba-tiba menghilang tanpa jejak. Namun, malam-malam tertentu, desas-desus mencuat tentang suara misterius yang terdengar dari kedalaman rumah tersebut.

Suatu malam, sekelompok remaja penasaran memutuskan untuk memecahkan misteri rumah tua itu. Mereka berenam, lengkap dengan senter dan kamera untuk mendokumentasikan petualangan mereka. Gerbang besi berderit saat mereka mendorongnya terbuka, langkah mereka diiringi oleh angin kencang yang seolah membisikkan peringatan.

Diluar dugaan, interior rumah itu masih terawat dengan perabotan yang berdebu namun utuh. Lukisan-lukisan tua memandang dengan mata kosong dari dinding-dinding yang retak. Jam besar di ruang tamu berdetak dengan irama yang menyesakkan, seolah setiap detiknya menghitung mundur menuju sesuatu yang mengerikan.

Remaja-remaja itu mulai merasa tidak nyaman, namun keingintahuan mendorong mereka lebih dalam. Mereka menyusuri koridor yang sempit menuju ke ruang bawah tanah di mana suara-suara itu sering terdengar. Sesampainya di sana, mereka menemukan sebuah ruangan yang dipenuhi dengan buku-buku kuno dan artefak-artefak aneh.

Tiba-tiba, suara langkah kaki terdengar dari lantai atas. Mereka saling pandang, memastikan bahwa tidak ada yang meninggalkan grup. Kemudian, suara itu semakin mendekat, dan sebuah bayangan hitam melintas di ambang pintu. Lampu-lampu berkedip, senter-senter mati, dan seluruh rumah diliputi kegelapan pekat.

Dalam kepanikan, salah satu remaja menyalakan kamera video dan cahaya dari layar LCD menerangi wajah-wajah pucat teman-temannya. Mereka mendengar bisikan yang tidak bisa dipahami asalnya, dan suara itu semakin keras, memenuhi setiap sudut ruang bawah tanah.

Tiba-tiba, buku-buku di rak-rak mulai berjatuhan, dan artefak-artefak bergerak sendiri. Udara menjadi dingin, dan napas mereka terlihat seperti asap di udara beku. Ketika salah satu remaja mencoba berteriak, suaranya hilang, seolah-olah ditelan oleh keheningan yang menyesakkan.

Di tengah kekacauan itu, salah satu dari mereka melihat sosok wanita tua dengan gaun yang lusuh berdiri di sudut, matanya hampa tak bercahaya, mulutnya menganga seolah hendak berbicara. Remaja-remaja itu berlari keluar dari rumah, terjatuh dan saling dorong dalam keputusasaan.

Mereka berhasil keluar dan tanpa menoleh lagi, berlari sekuat tenaga meninggalkan rumah itu. Sejak malam itu, tidak satu pun dari mereka yang berani berbicara tentang apa yang terjadi, namun mereka tahu bahwa suara dalam kegelapan itu tidak akan pernah meninggalkan mimpi-mimpi mereka, selalu berbisik, menunggu untuk kembali didengar.