QUISCALUSMEXICANUS – Shinsengumi, sebuah pasukan khusus samurai yang beroperasi di akhir periode Edo Jepang, adalah simbol dari era yang penuh gejolak dan merupakan subjek yang terus menarik bagi banyak sejarawan dan penggemar budaya Jepang. Sebagai kelompok pejuang yang didedikasikan untuk mengawal Shogun, mereka memiliki tempat tersendiri dalam sejarah Jepang sebagai salah satu kelompok samurai terakhir yang memegang nilai-nilai tradisional Bushido di tengah modernisasi dan perubahan politik.

Pendirian dan Tujuan Shinsengumi

Shinsengumi dibentuk pada tahun 1863 di Kyoto. Tujuan awal mereka adalah untuk melindungi Tokugawa shogunate dari faksi yang mendukung restorasi kekuasaan kaisar. Mereka pertama kali dikenal sebagai Roshigumi, sebuah pasukan yang terdiri dari ronin, atau samurai tanpa tuan. Namun, setelah beberapa kejadian, nama tersebut diubah menjadi Shinsengumi, yang berarti ‘Korps yang Baru Terpilih’.

Struktur dan Disiplin

Shinsengumi terkenal dengan disiplin ketatnya yang menyerupai kode samurai kuno. Mereka memiliki kode etik yang ketat, yang dikenal sebagai ‘KyokuchÅ« Hatto’, yang mencakup tujuh aturan utama. Pelanggaran terhadap aturan tersebut dapat mengakibatkan hukuman mati. Salah satu aturan yang paling terkenal adalah larangan anggota untuk meninggalkan kelompok, yang menunjukkan kesetiaan mutlak yang diharapkan dari setiap anggota.

Peran dalam Periode Bakumatsu

Shinsengumi memainkan peran penting dalam beberapa pertempuran selama periode Bakumatsu, termasuk Pertempuran Ikedaya pada tahun 1864, di mana mereka berhasil mencegah rencana pembakaran Kyoto. Tindakan heroik mereka dalam pertempuran ini sangat meningkatkan reputasi mereka dan memberikan legitimasi bagi operasi mereka di Kyoto.

Kemunduran Shinsengumi

Meskipun mereka awalnya berhasil dalam beberapa pertarungan, kemenangan pasukan kaisar dalam Boshin War mengakhiri era Shogunate. Pada Pertempuran Toba-Fushimi pada tahun 1868, Shinsengumi mengalami kerugian besar, dan struktur komando mereka mulai hancur.

Warisan dan Kenangan

Dengan diperkenalkannya konskripsi militer dan pembubaran kelas samurai, Shinsengumi secara bertahap menjadi bagian dari sejarah. Walaupun mereka tidak berhasil dalam misi mereka untuk mempertahankan shogunate, keberanian dan dedikasi mereka terhadap prinsip Bushido tetap diingat sampai hari ini.

Warisan Shinsengumi hidup dalam berbagai bentuk budaya pop, termasuk film, anime, dan manga, yang sering menggambarkan mereka sebagai pahlawan tragis—simbol dari zaman yang berakhir. Keberanian, kesetiaan, dan tragedi mereka mengingatkan kita tentang konflik antara tradisi dan modernisasi, yang merupakan tema sentral dalam sejarah Jepang.

Shinsengumi terakhir kali berperan dalam Pertempuran Hakodate, yang merupakan bagian dari perang Boshin, di mana mereka bertempur sampai akhir yang tragis. Keberanian mereka telah menjadi legenda, dan mereka sering dihormati sebagai salah satu kelompok samurai terakhir yang mencerminkan nilai-nilai era feodal Jepang. Sebagai bagian dari sejarah Jepang, Shinsengumi tetap menjadi subjek studi dan penghormatan, mengingatkan kita pada era ketika prinsip samurai diuji hingga batasnya.