quiscalusmexicanus.org – Tension politik di Prancis semakin meningkat. Presiden Emmanuel Macron, dalam sebuah wawancara dengan podcast ‘Generation Do It Yourself’, mengungkapkan kekhawatiran tentang potensi konflik internal yang serius di negara tersebut.
Macron menjelaskan bahwa Rassemblement National (RN), partai sayap kanan ekstrem, dan koalisi sayap kiri New Popular Front, keduanya berpotensi menimbulkan “perang saudara” di tengah persaingan yang meningkat menjelang pemilihan parlemen mendatang. Menurutnya, kedua kelompok politik tersebut menawarkan pendekatan yang bisa memecah belah masyarakat Prancis.
Dalam wawancaranya, Macron menegaskan bahwa pendekatan RN terhadap masalah kejahatan dan imigrasi, yang cenderung berfokus pada stigmatisasi dan pemisahan, tidak dapat diterima. “Saya percaya pendekatan yang diusulkan oleh ekstrem kanan adalah tidak dapat diterima karena mereka mengklasifikasikan individu berdasarkan agama atau asal usul mereka, yang bisa berujung pada konflik dan perang saudara,” ujar Macron, seperti dilaporkan oleh AFP dan Japan Times pada Rabu (26/6/2024).
Macron tidak hanya mengritik RN, tetapi juga menyoroti France Unbowed (LFI), yang merupakan bagian dari koalisi New Popular Front. Ia mengatakan bahwa kebijakan mereka juga berisiko meningkatkan ketegangan sosial. “Kebijakan mereka juga berpotensi menyebabkan perang saudara karena mereka mengklasifikasikan orang berdasarkan agama atau komunitas mereka, yang dapat membenarkan pengucilan mereka dari masyarakat nasional yang lebih luas,” tambah Macron.
Situasi politik menjadi lebih kompleks setelah Macron memanggil pemilihan legislatif yang dipercepat, diumumkan setelah partainya mengalami kekalahan dalam pemilihan Uni Eropa (UE) oleh RN yang dipimpin oleh Marine Le Pen. Hasil pemilihan UE dianggap sebagai pukulan besar bagi pemerintahan Macron, yang menyatakan bahwa hasil tersebut tidak dapat diabaikan.
Macron mengumumkan bahwa pemilihan majelis rendah akan diadakan pada 30 Juni, dengan pemungutan suara putaran kedua pada 7 Juli, kurang dari dua bulan sebelum Paris menjadi tuan rumah Olimpiade.
Keputusan mendadak ini telah menciptakan gelombang ketidakstabilan politik di Prancis, memberi peluang bagi RN untuk memperkuat posisi politiknya. Jika RN berhasil memenangkan mayoritas di parlemen, mereka akan membatasi pengaruh Macron dalam urusan domestik. Saat ini, partai Macron, Renaisans, memiliki 169 kursi di majelis rendah, sementara RN memiliki 88 kursi.
Survei terbaru menunjukkan bahwa RN memperoleh sekitar 32% suara dalam pemilu, lebih dari dua kali lipat dari 15% suara yang diperoleh oleh Macron. Partai Sosialis berada di urutan ketiga dengan 14% suara.