quiscalusmexicanus.org – Indeks Harga Konsumen (IHK) Indonesia mencatat deflasi sebesar 0,03% pada Mei 2024, menandai penurunan harga pertama sejak Agustus tahun lalu. Laporan dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa inflasi IHK masih berada dalam target yang ditetapkan yaitu 2,5±1%.
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, inflasi tahunan IHK turun menjadi 2,84%, dari realisasi bulan sebelumnya yang sebesar 3,00%. Stabilitas ini dikaitkan dengan konsistensi kebijakan moneter dan kolaborasi efektif antara Bank Indonesia, Pemerintah Pusat, dan Daerah melalui Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID), yang didukung oleh Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Erwin Haryono, Asisten Gubernur – Kepala Departemen Komunikasi BI, mengungkapkan pada konferensi pers tanggal 4 Juni 2024, “Kami yakin bahwa inflasi akan tetap dalam kisaran target untuk tahun 2024 dan 2025.”
Analisis Inflasi Inti dan Volatile Food
Inflasi inti pada bulan Mei tercatat sebesar 0,17%, menurun dari 0,29% bulan sebelumnya. Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh normalisasi permintaan pasca Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idulfitri dan pengaruh fluktuasi harga komoditas global. Komponen utama yang menyumbang inflasi inti bulan ini termasuk emas perhiasan, gula pasir, kue kering berminyak, dan biaya sewa rumah. Inflasi inti tahunan naik menjadi 1,93% dari 1,82% di bulan sebelumnya.
Kelompok volatile food mencatat deflasi yang lebih dalam pada bulan ini sebesar 0,69%, dibandingkan dengan 0,31% pada April. Penurunan ini terutama dipicu oleh harga beras, daging ayam ras, dan cabai rawit yang terpengaruh oleh musim panen yang berlangsung dan penurunan harga pakan. Meskipun demikian, secara tahunan kelompok ini masih mengalami inflasi sebesar 8,14%, menurun dari 9,63% bulan sebelumnya.
Dinamika Kelompok Administered Prices
Kelompok harga yang diatur oleh pemerintah, atau administered prices, mengalami deflasi sebesar 0,13% pada Mei, penurunan dari inflasi 0,62% pada bulan sebelumnya. Deflasi ini terutama disebabkan oleh normalisasi tarif pengangkutan setelah HBKN Idulfitri. Sementara itu, inflasi dari sigaret kretek mesin (SKM) masih berlanjut akibat penyesuaian tarif cukai hasil tembakau. Inflasi tahunan untuk kelompok ini tercatat sebesar 1,52%, sedikit menurun dari 1,54% pada bulan sebelumnya.
Erwin menambahkan, “Kami memperkirakan inflasi pada kelompok volatile food akan cenderung menurun, didukung oleh sinergi pengendalian inflasi melalui inisiatif GNPIP di berbagai daerah.”